<body>

Monday, May 30, 2005

Weekend dengan SATELIT

Weekend yang benar-benar melelahkan. Pengennya belajar masalah migrasi satelit..eh..malah gak kelar-kelar. Benar-benar malam mingguan dan hari mingguan di kantor.
But it's no problem for me, I got much knowledge about this. Sebelumnya sama sekali tidak pernah menyentuh apa yang dinamakan komunikasi satelit. Bahkan mata kuliah Komunikasi Satelit yang populer (karena banyak yang ngambil dan pengajarnya adalah dosen favorit sekaligus dosen wali saya) juga kelewatan, meski sebenarnya hal itu karena tidak diperbolehkan oleh dosen wali saya tersebut. Pertimbangannya, karena Tugas Akhir yang saya ambil tidak berhubungan dengan mata kuliah tersebut dan akhirnya saya disarankan untuk mengambil mata kuliah lain yang ada hubungannya dengan TA. Hikmahnya, bisa kenal dengan beberapa anak extension yang tidak pernah kelihatan pada waktu siang hari.

Kembali ke masalah migrasi satelit. Ada beberapa hal yang saya tangkap pada saat pelaksanaan migrasi tersebut, yaitu (CMIIW) :

  • Melakukan pointing antena, diarahkan ke satelit yang baru. Masalah ini saya tidak tahu pasti, engineer VSAT yang lebih tahu.
  • Konversi (hitung) freq yang diberikan. Misal yang diberikan adalah freq 6332 MHz untuk transmit, maka untuk menghitung freq modem adalah :
Freq NodemModem = 70 + ( 6332 - 6330 )
= 72 MHz
= 72000 Khz
dimana : 70 -> konstanta
6332 -> Tx freq
6330 -> center freq di ODU (biasanya kelipatan 5 atau 10, dicari yang terdekat dengan Tx)
  • Kemudian kita hitung freq untuk downlink. Untuk menghitung freq downlink, harus di konversi ke L-Band freq, karena kebanyakan modemDVB menerima inputan dalam bentuk L-band.
Misal freq yang diberikan : 6145 MHz
Harus dirubah dalam dalam C-Band -> 6145 - 2225 = 3920 MHz
Kemudian harus di konversi ke L-Band -> 5150 - 3920 = 1230 MHz
-> dimasukkan ke Rx DVB
  • Kemudian dilakukan cross-pol, dengan merubah arah polarisasi, azimut dan elevasi. Menggunakan pure carrier (un modulated). Dari langkah ini dihasilkan CPI (crosspol isolation). Ini yang menyebabkan proses menjadi lama, karena pada langkah ini bertujuan untuk mendapatkan sinyal terbaik dari satelit yang dituju.
  • Kemudian digunakan modulated carrier untuk mendapatkan Eb/No.
  • Me-routingkan IP sesuai dengan satelit yang baru.
Ada kalanya migrasi berlangsung cepat, tapi ada kalanya juga migrasi dapat berlarut-larut. Banyak hal yang dapat mempengaruhi seperti kondisi dan posisi antena.

Thank's to Mr Prima for your explanation about this.

PS. Our migration was failed, hiks..hiks...hiks.... Problem occured !!!!

1 Comments:

Blogger pristiawan said...

wah..bener mas. cuman manualnya bener-bener di tunggu loh yaaa...
don't forget...

9:32 AM  

Post a Comment

<< Home

|